Sungguh manajemen yang buruk di sebuah rumah sakit di jakarta utara. Kalau di lihat dari luar rumah sakitnya wow besar mewah dan pasti kalau berobat disana mahal dan pelayanannya oke terutama untuk pekerjanya pasti sejahtera. Semua itu adalah bullshit,omong kosong. Sekarang mari dianalisis dari intern rumh sakitnya sendiri.
Masalah kesejahteraan karyawan disana sungguh pelik. Kesenggangan antara karyawan lama dan baru sunggguh pelik.
Pertama mari bahas masalah gaji karyawan disana, gaji antara karyawan lama dam baru tidaklah jauh berbeda. Yang paling diuntungkan dari sistem gaji sesuai umr sekarang adalah setiap karyawan karyawan baru yang baru masuk bekerja disana. Ambil contoh karyawan yang bekerja selama 6 tahun dengan karywan yang baru saja bekerja 1 tahun. Perbedaan gaji nya pun sangat sedikit hanya beda tiga ratus ribu selisihnya. Bagaimana tidak merasa cemburu karyawan lama dengan yang baru, serasa hasil jerih payah mereka tidak dihargai.
Kemudian untuk masalah lembur, uang lembur disana tidak jelas per jamnya berapa. Tidak transparan antara personalia dan karyawan. Bagian personalia bila ditanya perhitungannya bagaimana dan jawab mereka tidak tahu inti nya semakin lama lembur nya semakin tinggi hitungannya. Sekarang secara logika saja, karyawan yang lembur dari pagi sampai malam (dari shift pagi sampai shift siang selesai)hitungan hanya sebesar Rp. 50.500,-. Lembur selama enam jam hanya dibayar Rp. 8.500,- kurang. Apalagi kalau lembur malam,mereka jarang untuk ingin membayar lebih dituntut hanya ingin loyalitas.
Sistem kerja yang berantakan pun terjadi disana. Bagaimana tidak,ketika disuatu tempat ingin menambah karyawan sangat lah susah. Mereka berkeinginan mendapatkan hasil yang baik dengan jumlah karyawan yang sedikit. Mereka pihak rumah sakit yang ingin dan harus memberikan pelayanan publik yang baik dan cepat tidak diimbangi dengan jumlah karyawan yang tidak memadai. Setiap atasan selalu menekan karyawannya untuk berbuat maksimal tapi tidak memikirkan kesejahteraan karyawannya.
Sungguh ironis, pantas saja mereka lebih senang mengambil karyawan baru non berpengalaman agar bisa digaji rendah dan bila ada kebijakan manajemen yang tidqk menguntungkan karyawan hanya bisa diam saja menerima kebijakan tersebut sedangkan karyawan yang berpotensi dikeluarkan atau dibikin tidak nyaman bekerja agar mereka mengundurkan diri secara sukarela. Sungguh keterlaluan!!!
Karyawan yang sakit pun yang sering berobat selalu diPersulit baik yang punya penyakit serius atau tidak.
Kemudia service yang diberikan dari pihak rumah sakit ke customer pun relatif biasa biasa saja mungkin dibawah standard kelas rumah sakit itu sendiri. Bagaimana tidak, karyawannya disana tidak sejahtera banyak tekanan pasti lah efeknya akan ke pelayanan ke customer. Dahulu penulis pernah membaca sebuah artikel di koran tentang sebuah manajemen suatu usaha kalau antara karyawan dan customer manajemen nya harus seimbang. Bila di karyawan sejahtera mereka merasa nyaman bekerja di tempat ia bekerja dan merasa bahagia maka otomatis ke pelayanan publik nya akan baik.
Sekian Sekilas pembahasan tentang manajemen suatu perusahaan di sebuah rumah sakit yang penulis tidak dapat memberitahukan nama rumah sakitnya.